Kado Sederhana Untukmu Ayah

"Kado Sederhana Untukmu"
 

    Hari ini aku ingin menceritakan tentang seseorang yang ku sayang selain ibuku, yaitu ayahku. Dia adalah orang yang tegas, keras kepala, dan emosian. Namun, dibalik itu semua ia mempunyai tujuan yaitu ingin anaknya tidak lemah mental, ingin anaknya kuat dan mampu meraih kesuksesan dalam bersaing dengan orang lain. Selain sifat-sifat yang ku sebutkan tadi, dia juga orang yang baik, lucu dan menghibur, memecah keheningan saat berkumpul dengan tingkah-tingkah konyolnya dan akhirnya menjadi suasana yang asik dan tidak membosankan. Ayahku lahir di pulau jawa, tepatnya di Jember. Ayahku dari kecil sudah hidup bersama ayah angkatnya, dan tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya, dan kini ia baru mengetahui ayah kandungnya di saat-saat ayahnya akan meninggal. Ayahku tinggal bersama ayah angkatnya di daerah pedalaman Kab. Sintang Kalimantan Barat. Setelah menikah dengan ibuku ia pindah ke daerah kota Sintang. Aku ingin memberikannya hadiah kepadanya atas apa yang ia telah berikan kepadaku, karena aku tidak pernah satu kalipun memberikannya hadiah. Kini ia sudah 9 bulan di Jawa karena harus menjalankan perawatan Jantung dan Ginjalnya dan sedang mencari orang yang ingin mendonorkan ginjal, aku hanya sedih karena tahun ini tidak bisa menjalankan ibadah puasa dan idul fitri bersamanya lagi.
    Sewaktu ku kecil, ayahku begitu tegas dan keras terhadapku, yaa bisa disebut juga sih diriku termasuk anak yang susah dibilang, ia slalu memarahiku dan memukuliku dengan Ikat Pinggang kulitnya ketika diriku melakukan kesalahan kecil, hantaman demi hantaman ia hempaskan di badanku, aku di siramnya dengan air dingin ketika diriku susah mandi, pernah juga saking tidak tahannya pernah ada rasa benci dan ingin mempunyai ayah baru dan pernah suatu ketika ada kejadian pada hari jum'at saat diriku tidak pulang ke rumah dari pagi sekitar pukul 07.00 hingga lepas asar, saat itu diriku baru pertama kalinya diajak kawanku ke Warnet tiba-tiba ibuku datang menjemputku, betapa kaget ketika ku melihat ibuku jalan kaki datang menemuiku, perasaanku sudah tidak enak, seperti bakalan terjadi hal besar dirumah jika aku pulang. Dan benar dugaanku, saat diriku masuk ke dalam, ayahku sudah duduk siap menanti anaknya yang nongkrong di warnet dan tidak pergi Jum'atan (Shalat wajib yang dilakukan pada hari jum'at), saat itu juga ia menyuruhku duduk dan saat itu ia sangat marah besar terhadapku, lalu ia menarikku masuk ke kamar untuk mengeluarkan pakaian-pakaianku, begitu marahnya ia sampai ingin mengusirku, namun diriku hanya bisa diam dan menangis, ibuku memohon-mohon kepadanya untuk memaafkanku namun tetap tidak diperdulikan. Lalu, karena aku tidak ingin mengeluarkan pakaianku, sekilas ayahku langsung mengeluarkan pakaianku ke ruang tamu, ia langsung ke dapur mengambil minyak tanah dan korek api untuk membakar pakaianku. Ketika ia menyiramkan minyak tanah ke pakaianku, belum sempat ia menyulutkan api, ibuku langsung menghadangnya dan berusaha sekuat mungkin untuk meredakan amarah ayahku, aku begitu takut melihatnya, namun pada akhirnya ia pun masuk ke kamar untuk menenangkan diri. Malamnya aku memohon kepadanya untuk meminta maaf, dengan adanya rasa takut dan isak tangis dengan ditemani ibuku, akhirnya ia pun memaafkanku, dan akupun di nasehatinya untuk slalu menuruti kata orang tua, ingat waktu saat main, jangan sampai melupakan kewajiban. Begitu sayangnya ia kepadaku, walaupun caranya agak keras. Namun, ada satu hal yang harus diketahui, sekasar-kasarnya ayahku, pantang baginya untuk memukul anaknya dengan tangannya sendiri, karena baginya sama saja menyakiti dirinya sendiri.

    Mulai beranjak SMA, aku tidak pernah dipukulnya, entah karena apa, atau mungkin karena diriku harus bisa belajar untuk membuat keputusan sendiri tanpa harus slalu mengikuti keputusan orang tua. Di seumuran SMA inilah aku mulai mengetahui tujuan-tujuan ayahku bersikap keras dan tegas dulu, begitu besarnya rasa sayangnya ia kepada anak-anaknya. Banyak keseruan yang ku rasakan walau terkadang tidak jarang juga ayahku bertentangan dengan ibuku. Sayang saja, karena saat itu aku tidak mempunyai kamera, aku tidak bisa menyimpan banyak kenangan bersama ayahku. Walaupun ayahku, bersifat keras dan tegas, namun aku tetap menyayanginya. 
 
    Ketika diriku lulus SMA dan mulai masuk kejenjang kuliah, tiba-tiba ginjal dan jantung ayahku kambuh lagi. Dan ia harus di rawat di Jawa karena fasilitasnya yang lebih baik. Aku hanya bisa mendoakannya agar ia bisa cepat sembuh dan kembali untuk bersama-sama lagi, berkumpul bersama lagi, mendengar cerita-ceritanya lagi, mendengar leluconnya lagi, aku hanya bisa berdoa kepada Allah Swt agar memberikan yang terbaik untuk ayahku.

    Sekian Sahabat HDR, terima kasih  sudah mau membaca ceritaku tentang seseorang yang ku sayang selain ibuku dan orang yang ingin ku berikan hadiah atas apa yang telah ia berikan kepadaku selama ini, hingga aku bisa menjejakan kaki dalam perkuliahan. Dan aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membanggakan ayah dan ibuku.

Comments

  1. keren tulisannya, ayah adalah seorang ayah dimana akan melakukan yang terbaik untuk anaknya :D

    ReplyDelete
  2. didikan ayah sepintas dengan nalar kita sebagai anak kadang keliatannya kasar dan keras, tapi ingatlah itu semua dilakukan ayah agar kita jadi anak yang taat aturan orang tua agar kita bisa jadi "orang" kelak disaat hidup kita sudah mulai beranjak dewasa dan berumah tangga, ingat hal ini apalagin jika kita sdh berkeluarga dan punya anak, maka memori yang telah diceritakan diatas akan menjadi saksinya. mantap sharingnya HDR-018. semoga ayahnya cepat pulih kesehatannya ya. Aminnn

    ReplyDelete
  3. Semoga Ayah cepat sembuh dan bisa berbahagia kembali,

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Saatnya Cerdas Berinternet untuk Masa Depan yang lebih baik

KOPDAR BLOGGER PONTIANAK - Event pertamaku di tahun 2018